Hud : 34

Aku mulai sering membaca quran beserta terjemahan nya. Secara random, sering kutemukan ayat yang menarik untuk di'highlite', direnungkan, ditulis dalam status social media, hingga dicari tafsirnya dan didiskusikan dengan keluarga.
Yang baru-baru ini aku temukan adlh surat Hud ayat 34. Begini bunyi artinya:
Dan nasihatku tidak akan bermanfaat bagiu sekalipun aku ingin memberi nasihat kepadamu, kalau Allah hendak menyesatkan kamu. Dia adalah Tuhanmu, dan kepada-Nya lah kamu dikembalikan.

Di ayat itu aku berhenti. Mengulang lagi membaca terjemahan nya, sekali lagi mengulang terjemahan nya. Spontan, hatiku berbicara: "Kok Tuhan begitu?"

Ku buka Tafsir HAMKA untuk mengetahui jawabannya. Dalam tafsir itu dijelaskan bahwa ayat tersebut ditujukan kepada Nabi dan Rasul agar tetap istiqomah menjalankan tugas menyebarkan wahyu Allah, sekalipun ada banyak pertentangan yang terjadi.

Lalu aku minta bapak dan ibu untuk berkomentar tentang ayat itu. Lagi, ku baca ulang terjemahan nya. Kemudian bapak angkat bicara: "Tuhan itu punya hak prerogratif untuk menentukan kehidupan manusia. Kalau Tuhan mau kamu tersesat, maka paman Nabi Muhammad SAW sekalipun tidak akan beriman. Sebaliknya, kalau Tuhan mengizinkan mati khusnul khotimah, perempuan pezinah dijanjikan masuk surga karna memberi minum anjing yg kehausan di padang pasir.
Hak prerogatif ini juga seperti firman Allah surat Yasin: 16. Dan sama saja bagi mereka, apakah kamu memberi peringatan kpd mereka atau tidak, mereka tetap tidak akan beriman

Lalu, aku tanya lagi. Kalau memang manusia sudah disekenariokan di lauhul mahfudz anaknya siapa, jadi apa, dan mati bagaimana, kenapa Tuhan menciptakan alam semesta?
Ada yang semasa hidupnya dikenal soleh dan dermawan, tapi mati nya mengenaskan. Malahan ada yang semasa hidupnya sering meresahkan bnyk orang, tapi diujung mautnya berkesan. Yes, its absolutely His scenario.

Di sudut pandang lain, Allah menyuruh manusia untuk tidak melewatkan sholat puasa, hormat kepada orang tua, berbuat baik ke siapapun, belajar sebanyak banyaknya, bekerja keras, dan berbagi dengan orang lain... Karna apa? Karna Allah menyiapkan 'hadiah' bagi mereka, di dunia dan akhirat.

Mendengar diskusi yang mulai seru, adikku, Rini, ikut berpendapat,
"Teh, pernah denger kisah Nabi Musa yang diperintahkan Allah berguru ke Nabi Khidir? Nabi Khidir berpesan supaya jangan bertanya atas apapun yang ia kerjakan.
Pertama, Nabi Khidir menghancurkan perahu yang mereka tumpangi. Kedua, Nabi Khidir membunuh seorang anak. Ketiga, di sebuah kampung yang tidak ramah penduduknya, Nabi Musa disuruh membantu penduduk membuat dinding rumah.
Di setiap kejadian itu Nabi Musa selalu bertanya kepada Nabi Khidir, padahal sudah diberitahu untuk diam. Akhirnya Nabi Khidir menjelaskan alasan perbuatan nya. Pertama, perahu tersebut adalah milik orang miskin yang akan dirampas oleh raja nya. Kedua, anak kecil tersebut kelak akan menjadi anak durhaka, dan akan digantikan dengan anak yang soleh. Ketiga, dibangun dinding agar harta benda anak yatim aman untuk kehidupan mereka.

"Terus?" Aku tanya singkat.

"Terus.. Jangan banyak nanya!  Kerjakan aja apa yang sudah diperintahkan. Tentang akhirnya jadi apa.. Yaudahlah, Allah janjiin yang terbaik kok".

Aku senyum mendengar jawaban Rini. Iya juga ya.
Kemudian aku bertanya, apakah pantas untuk protes kepada Tuhan? Setelah semesta menghormati manusia sebagai makhluk Allah yang paling sempurna?
Aku yang bertanya, aku juga yang menjawab. Diam.

Dalam persoalan ini, aku teringat pernah membahas persoalan takdir bersama teman diskusi.
Pada akhirnya kita dapat kesimpulan: "Sekiranya pemisah takdir dan realita adalah garis yang sangat tipis, maka tidak sepatutnya manusia menyalahkan Tuhan. Takdir nya adl usahanya sendiri"

Wallahu'alam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MELANKOLIS PLEGMATIS

Simian Line

Protes!