From Nothing to Amazing
Minggu malam (26102014) saya diajak Bimo datang ke acara Super Mentor #4 di Djakarta Theater. Acara tersebut digagas oleh Dino Patti Jalal. Mentor malam itu sangat istimewa. Dahlan Iskan, Prof. Yohannes Surya, dan Ignasius Jonan yang baru saja diumumkan sebagai Menteri Perhubungan. Super Mentor #4 mengambil tema From Nothing to Amazing.
Saya mau sedikit berbagi, tapi sharing saya ini mungkin nggak akan mampu menggambarkan betapa merindingnya saya di 3 jam acara itu. Dari video awal pembukaan, pengantar Dino Patti Jalal, dan kisah pengalaman dari 3 mentor yang luar biasa.
Pak Dino mengawali dengan kisah nya mendapat scholarship untuk program doktoral di London, dengan syarat harus membuat disertasi sebanyak 100ribu kata dalam 8 bulan. “Tidak ada pilihan lain”, pak Dino membatin. Setiap hari ia hanya memiliki 10 poundsterling untuk makan. Berangkat pukul 8 pagi, langsung masuk library, dan pulang pukul 2 pagi. Beliau melakukan nya setiap hari, dan berhasil menyelesaikan disertasi 100ribu kata dlm 8 bulan.
Pak Dahlan membangun Jawa Post pada awalnya karena setiap tulisan yang beliau kirim ke media tdk pernah dimuat. Sejak awal di Jawa Post, beliau menerapkan peraturan bahwa pemimpin Jawa Post tdk boleh berusia lebih dari 40thn. Ketentuan ini memaksa harus mengundurkan diri bagi mereka yang berusia 40thn, termasuk Dahlan Iskan. Beliau meyakini, di tangan anak muda yang melek teknologi, organisasi apapun akan berkembang dan inovatif. Secara khusus beliau ingin Jawa Post terpelihara kemudaan-nya.
Selain cerita Jawa Post, percaya ga percaya, dahlan iskan berjanji jika dirinya sembuh dari kanker hati, beliau tidak mengambil gaji nya saat menjadi menteri BUMN dan dirut PLN. Dan itu ia lakukan. Tanpa mengambil gaji, dahlan tetap bekerja. Bekerja keras.
Prof. Yo memutuskan kembali ke Indonesia dari tempat kerja nya di sebuah perusahaan nuklir di Amerika. Alasannya adl, beliau menyaksikan 3 kali olimpiade tingkat dunia dimana Indonesia tidak mendapatkan satupun medali. Prof. Yo memilih membangun metode ajar di bidang studi yang menurut bnyk orang sulit adl: Fisika. Metode itu mengantarkan Indonesia meraih juara dunia, dengan perolehan medali 4 emas dan 1 perak. Semua dunia takjub melihatnya. Dunia mengucapkan selamat atas prestasi Indonesia. Prof Yo menilai, keberhasilan ini membuat Indonesia menjadi percaya diri bersaing dengan negara-negara seluruh dunia.
Prof Yo melanjutkan pengajaran nya ke pelosok yang IPM (Indeks Pembangunan Manusia) nya terendah. Namun, setelah diajar dgn metode nya, anak2 yang katanya bodoh, ternyata berhasil meraih medali emas pertama, olimpiade di Itali. Kesimpulannya: "Tidak ada anak bodoh, yang ada hanya anak yang tidak mendapat kesempatan belajar dari guru yang baik dan metode yang benar".
Ignasius Jonan adl mantan direktur utama bahana sekuritas. Beliau diminta mengurusi PT KAI. Saat masuk tahun 2009, beliau menyadari kebobrokan manajemen di KAI. Jonan ingin mengubah semua. Revolusi yang dibangun Jonan bukan hal yang sederhana. Beliau harus mengubah 'kultur' yang melekat di KAI. Kultur pembiaran akan segala sesuatu yang sesungguhnya membahayakan nyawa manusia. Sedikitnya ada 3 hal yang menjadi prinsip Jonan dalam memperbaiki PT KAI: 1) Savety is priority, 2) Service excellence, 3) Increase 3x manpower cost.
Gebrakan tersebut sudah sama sama kita rasakan. Lingkungan stasiun bersih, tidak ada lagi orang-orang naik di atas atap kereta, armada bertambah, tidak ada lagi kekumuhan saat menjelang lebaran. Anyway, sebenarnya dampak ini dipicu oleh meningkatnya secara drastis gaji pegawai KAI. Peningkatan gaji ini menuntut pegawai untuk bekerja secara profesional.
Dari semua mentor, saya menilai mereka bukan seorang motivator. Mereka hanya menceritakan pengalaman nya. Pengalaman dari orang biasa yang bekerja keras, tekun, dan bekerja cerdas sehingga membuahkan hasil yang amazing.
Di tangan orang yang tepat, apapun yang tidak mungkin akan jadi mungkin. Kalau saya jadi dino, nyali saya mungkin ciut duluan. Kalau saya jadi jonan, saya mungkin ga akan melepas posisi saya di bahana sekuritas. Kalau saya jadi yohanes surya, saya mungkin menikmati kerja di Amerika. Kalau saya jadi dahlan iskan, saya ga mungkin ga ambil hak saya.
Tapi tidak dgn Dino, Jonan, Prof. Yo, dan Dahlan Iskan. Mereka membuktikan bahwa seburuk apapun kondisi yang dihadapi, akan bisa berubah jika kita mau. Just Try. I too can be amazing!
Saya mau sedikit berbagi, tapi sharing saya ini mungkin nggak akan mampu menggambarkan betapa merindingnya saya di 3 jam acara itu. Dari video awal pembukaan, pengantar Dino Patti Jalal, dan kisah pengalaman dari 3 mentor yang luar biasa.
Pak Dino mengawali dengan kisah nya mendapat scholarship untuk program doktoral di London, dengan syarat harus membuat disertasi sebanyak 100ribu kata dalam 8 bulan. “Tidak ada pilihan lain”, pak Dino membatin. Setiap hari ia hanya memiliki 10 poundsterling untuk makan. Berangkat pukul 8 pagi, langsung masuk library, dan pulang pukul 2 pagi. Beliau melakukan nya setiap hari, dan berhasil menyelesaikan disertasi 100ribu kata dlm 8 bulan.
Pak Dahlan membangun Jawa Post pada awalnya karena setiap tulisan yang beliau kirim ke media tdk pernah dimuat. Sejak awal di Jawa Post, beliau menerapkan peraturan bahwa pemimpin Jawa Post tdk boleh berusia lebih dari 40thn. Ketentuan ini memaksa harus mengundurkan diri bagi mereka yang berusia 40thn, termasuk Dahlan Iskan. Beliau meyakini, di tangan anak muda yang melek teknologi, organisasi apapun akan berkembang dan inovatif. Secara khusus beliau ingin Jawa Post terpelihara kemudaan-nya.
Selain cerita Jawa Post, percaya ga percaya, dahlan iskan berjanji jika dirinya sembuh dari kanker hati, beliau tidak mengambil gaji nya saat menjadi menteri BUMN dan dirut PLN. Dan itu ia lakukan. Tanpa mengambil gaji, dahlan tetap bekerja. Bekerja keras.
Prof. Yo memutuskan kembali ke Indonesia dari tempat kerja nya di sebuah perusahaan nuklir di Amerika. Alasannya adl, beliau menyaksikan 3 kali olimpiade tingkat dunia dimana Indonesia tidak mendapatkan satupun medali. Prof. Yo memilih membangun metode ajar di bidang studi yang menurut bnyk orang sulit adl: Fisika. Metode itu mengantarkan Indonesia meraih juara dunia, dengan perolehan medali 4 emas dan 1 perak. Semua dunia takjub melihatnya. Dunia mengucapkan selamat atas prestasi Indonesia. Prof Yo menilai, keberhasilan ini membuat Indonesia menjadi percaya diri bersaing dengan negara-negara seluruh dunia.
Prof Yo melanjutkan pengajaran nya ke pelosok yang IPM (Indeks Pembangunan Manusia) nya terendah. Namun, setelah diajar dgn metode nya, anak2 yang katanya bodoh, ternyata berhasil meraih medali emas pertama, olimpiade di Itali. Kesimpulannya: "Tidak ada anak bodoh, yang ada hanya anak yang tidak mendapat kesempatan belajar dari guru yang baik dan metode yang benar".
Ignasius Jonan adl mantan direktur utama bahana sekuritas. Beliau diminta mengurusi PT KAI. Saat masuk tahun 2009, beliau menyadari kebobrokan manajemen di KAI. Jonan ingin mengubah semua. Revolusi yang dibangun Jonan bukan hal yang sederhana. Beliau harus mengubah 'kultur' yang melekat di KAI. Kultur pembiaran akan segala sesuatu yang sesungguhnya membahayakan nyawa manusia. Sedikitnya ada 3 hal yang menjadi prinsip Jonan dalam memperbaiki PT KAI: 1) Savety is priority, 2) Service excellence, 3) Increase 3x manpower cost.
Gebrakan tersebut sudah sama sama kita rasakan. Lingkungan stasiun bersih, tidak ada lagi orang-orang naik di atas atap kereta, armada bertambah, tidak ada lagi kekumuhan saat menjelang lebaran. Anyway, sebenarnya dampak ini dipicu oleh meningkatnya secara drastis gaji pegawai KAI. Peningkatan gaji ini menuntut pegawai untuk bekerja secara profesional.
Dari semua mentor, saya menilai mereka bukan seorang motivator. Mereka hanya menceritakan pengalaman nya. Pengalaman dari orang biasa yang bekerja keras, tekun, dan bekerja cerdas sehingga membuahkan hasil yang amazing.
Di tangan orang yang tepat, apapun yang tidak mungkin akan jadi mungkin. Kalau saya jadi dino, nyali saya mungkin ciut duluan. Kalau saya jadi jonan, saya mungkin ga akan melepas posisi saya di bahana sekuritas. Kalau saya jadi yohanes surya, saya mungkin menikmati kerja di Amerika. Kalau saya jadi dahlan iskan, saya ga mungkin ga ambil hak saya.
Tapi tidak dgn Dino, Jonan, Prof. Yo, dan Dahlan Iskan. Mereka membuktikan bahwa seburuk apapun kondisi yang dihadapi, akan bisa berubah jika kita mau. Just Try. I too can be amazing!
Komentar
Posting Komentar